Lombok Tengah - Reportase7.com




Di tahun pelajaran 2021/2022, tugas Kepala Sekolah (Kasek) dan guru, kian berat. Pasalnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) NTB, telah menerapkan target atau indikator keberhasilan.

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan pada dinas Dikbud NTB Faerus Abadi menjelaskan, dalam rangka menciptakan suhu pendidikan yang lebih baik dan mencerdaskan anak bangsa, di tahun 2022 ini, dinas dikbud telah menerapkan  Tiga indikator kesuksesan.

Tiga indikator tersebut, pertama peserta didik harus pintar atau cerdas, Kreatif smart dan berprestasi. "Tiga indikator ini harus terisi, jika tidak pasti dinas akan mengambil langkah tegas," katanya, saat menghadiri HUT SMAN I Praya Loteng. (09/01/2022)

Dijelaskan, untuk cerdas peserta didik paling tidak mampu mempersembahkan prestasi dibidang olimpiade, minimal dalam satu kelas itu harus ada dua orang, dalam satu tahun.

Selanjutnya kreatif smart artinya peserta didik tidak berprestasi di bidang akademik, namun mereka kreatif dalam hal lain, seperti mereka ahli dibidang seni tarik suara, mampu pentas band dan yang lainnya. Termasuk kepala sekolah setiap tahun ada ide ide cemerlang yang bersifat membangun, misalnya setiap tahun kasek itu melaksanakan lomba mencari bakat siswanya, termasuk lomba olimpiade yang sudah di laksanakan oleh SMAN I Praya, ini masuk dalam indikator kasek kreatif

"Misalnya di seni tarik suara, peserta didik ini mampu mengharumkan nama baik sekolah dalam hal Musabaqoh Tilawatil Qur'an, ataupun dalam kebudayaan, termasuk kasek yang kreatif adalah mampu melahirkan program sejenis lomba, dalam rangka mencari bakat siswa," jelasnya.

Dan yang ke tiga berprestasi di luar akademik juga, misalnya dalam hal Olahraga. "Yang jelas, salah satu dari tiga indikator, ini harus ada setiap tahun disetiap kelas, jika tidak pasti ada tindakan dari dinas," terangnya.

Untuk memenuhi target tersebut, tentunya ini adalah tugas berat kepala sekolah, sebab kepala sekolah pastinya harus memastikan kualitas dari masing masing guru. Sebab tiga indikator ini, pangkal utamanya ada di guru masing masing.

"Makanya di sinilah kelihaian seorang kepala sekolah mampu memainkan perannya kepada para guru, jika ini tak mampu di penuhi akan berimbas terhadap kepala sekolah itu sendiri," ungkapnya.

Dan itu lanjutnya, akan kelihatan disetiap tahun ajaran baru, artinya masing masing siswa punya catatan khusus di masing masing guru, apakah siswa tersebut masuk dalam kategori yang tiga ataukah tidak, semuanya akan jelas di sana.

"Pasti semuanya akan kelihatan, di akhir tahun ajaran," cetusnya.

Sementara itu ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) tingkat SMA, sekaligus kepala SMAN I Praya Kadian mengaku, tiga indikator ini semua kasek khususnya kasek SMA se Loteng sudah mengetahuinya. Sehingga semua kasek saat ini sedang antri mengatur ritme, agar tiga indikator tersebut mampu dipenuhinya.

Selanjutnya di SMAN I Praya sendiri, pihaknya telah membuat MOU atau kontrak kerja dengan seluruh guru, artinya guru diberikan tenggang waktu tiga tahun, harus mampu melahirkan siswa yang memenuhi tiga indikator tersebut.

Jika dalam jangka waktu yang telah ditentukan, ternyata tidak terpenuhi, di sinilah ada ketegasan selaku kepala.

"Kontrak kerja dengan para guru sudah kita lakukan, tinggal kita tunggu hasilnya. Jika guru tersebut gagal, ada konsekuensi yang akan kita lakukan," katanya.

Guna memenuhi target tersebut, pihaknya juga sudah menyarankan agar tak ada pemaksaan dalam belajar, namun harus menciptakan belajar yang menyenangkan atau merdeka belajar dan tak boleh ada yang merasa ditekan.



Pewarta : YD
Editor : R7 - 01