Sumbawa - Reportase7.com


Untuk melaksanakan tugas Tri Dharma perguruan tinggi Pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, sekolah Pasca sarjana UTS  turut menyukseskan program pemberdayaan pada masyarakat terutama pemberdayaan perempuan yang ada pada masyarakat adat  di sebelas lokasi 9 komunitas adat yang ada di kabupaten Sumbawa yaitu Komunitas Adat Ponan, Komunitas Adat Ponto Ai Padeng, Komunitas Adat Payung Jolo, Komunitas Adat Rebu Payung, Komunitas Adat Cek Bocek, komunitas adat Pekasa, Komunitas adat Pusu, Komunitas Adat Riyu, Komunitas Kanar dan 2  komunitas adat di Kabupaten Sumbawa Barat yaitu Komunitas adat Pedukuan Talonang dan Komunitas Adat Tatar.

Program pemberdayaan perempuan Adat yang ada di 11 lokasi di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat merupakan program dari Pengurus Daerah Aliansi masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Sumbawa yang bekerjasama sama dengan Kementerian Luar Negeri Pemerintah Belanda melalui Voice Global. Progaram ini akan berlansung selama 24 bulan yang di mulai dengan tahapan Sosialisasi program.

Pada tahap program sosialisasi ini salah satu Dosen Pasca Sarjana Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) yaitu Dr. Ahmad Yamin, SH., MH, di minta oleh Pengurus Daerah Alinasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sumbawa untuk menjadi Fasilitator pada kegiatan tersebut.

Pada kesempatan sosialisasi awal di tiga Komunitas Adat yaitu Komunitas adat Ponan di Desa Bekat Kecamatan Moyo Hilir, Komunitas adat Ponto Ai Padeng di Desa Mama Kecamatan Lopok dan Komunitas Adat Rebu Payung di Desa Sepayung Kecamatan Plampang.

Dr. Iyong  sapaan akrab dari Bapak Ahmad Yamin menyatakan bahwa progaram ini merupakan pemberdayaan di tujukan khusus kepada Perempuan adat untuk membentuk Badan Usaha Milik Masyarakat Adat dalam membangun Coorporat Community Indigeneus People (perusahaan Milik Masyarakat  adat) sebagai tempat mengelolah dan memasarkan produk Unggulan di masing-masing Komunitas adat adat.
 
 Pada saat menjadi Fasilitator di komunitas adat Ponan Dr. Iyong menyampaikan bahwa, masyarakat adat Ponan jauh sebelum Merdeka telah mempunyai keterampilan menenun atau dalam bahasa Sumbawa membuat Kre Sesek atau kre Alang namun sangat di butuhkan inovasi dan manajemen pemasaran agar mempunyai nilai tambah produk, melalui program ini  kami akan memfasilitasi ibu - ibu mulai dari pemilihan bahan, pendampingan keterampilan, pengurusan badan hukum ( legalitas dalam bentuk HAKI/Paten)  sampai dengan pemasaran, apalagi sekarang ini Pemerintah Kabupaten Sumbawa akan menyelenggarakan MXGP (lomba Motor Cross) Internasional maka tentunya akan banyak sekali tamu-tamu yang akan datang baik wisatawan Nusantara maupun Wisatawan Mancanegara, yang tentunya masyarakat Kabuapten Sumbawa harus juga bersiap-siap untuk menyuguh produk unggulan agar dapat di kenal baik untuk pasar nasional maupun untuk Pasar internasional.
 
 

Selanjutnya saat menjadi fasilitor di komunitas Usal Ponto Ai Padeng di Desa Mama Kecamatan Lopok, di komunitas ini terdapat bendungan Mama sebagai penghasil ikan air tawar, nilai karper dan ikan Gabus, ibu-ibu (perempuan Adat) diarahkan untuk mengolah ikan hasil tangkapan untuk menjadi tepung ikan yang akan dibantu dengan pendampingan keterampilan dan peralatan dari Voice global. Sementara di komunitas adat Rebu Payung Desa Sepayung Kecamatan Plampang,  Dr. iyong menyampaikan bahwa produk lokal di Desa Sepayung adalah Jagung. Luas lahan Jagung di Komunitas Adat Rebu Payung sangat luas kurang lebih 2000 ha (dua ribu hektar) namun yang baru mampu di kelolah kuirang lebih baru 400 ha sehingga perlu dikiranya jagung tersebut di buatkan tepung jagung sebagai produk unggulan dari masyarakat adat tersebut untuk mendapatkan nilai tambah ketimpang harus di jual kepada tengkulak dengan hitungan kwintal.
 
 Semua komunitas adat yang masuk dalam program pembentukan Badan Usaha Milik Masyarakat di sebelas komunitas baik yang ada di kabupaten Sumbawa maupun yang ada di Kabupaten Sumbawa tidak di berikan dana segar akan tetapi akan didukung dengan bantuan peralatan dan keterampilan, manajemen dan inovasi pengembangan produk.

Keterlibatan Dosen Sekolah Pasca dalam program ini di samping untuk melaksanakan kegiatan pengabdiankepada masyarakat  juga untuk mencari bahan riset inovasi yang sudah dituangkan dalamm RKAT Sekolah Pasca Tahun 2022.

Program ini juga terkait juga dengan sentuhan manajemen Inovasi produk di komunitas adat yang kebetulan berada di desa-desa yang sangat membutuhkan bantuan pendampingan dari perguruan sebagai pengamalan Tri Dharma di Sekolah Pasca Sarjana Manajemen Inovasi di Universitas Teknologi Sumbawa (UTS).


Pewarta : Red
Editor : R7 - 01