Mataram - Reportase7.com


Oleh: Didin Maninggara

"Teruslah berteman,
bersahabat, bersaudara,
sampai Tuhan berkata
waktunya pulang."

                 

Kalimat di atas disampaikan Haji Herman, Ketua KONI Kabupaten Lombok Barat, saat bincang khusus dengan empat jurnalis di bawah koordinator Babe Amin, owner PosKotaNTB.com belum lama ini di Mataram.

Di tengah kesibukannya sebagai petinggi organisasi olahraga dan pengusaha, Haji Herman, usia 47 tahun, acapkali memamfaatkan waktu luangnya bersama teman-teman. Berkumpul, bukan sekadar makan, minum dan bersenang. Tetapi, ia selalu mengingatkan, waktu hidup kita semakin singkat. Maka dari itu, bangunlah persaudaraan. Perbanyak silaturrahim.

"Jagalah persaudaraan, meskipun ada hal yang berbeda. Karena perbedaan adalah keniscayaan dan rahmat dari Allah," ungkap H. Herman.


Persahabatan dan persaudaraan, menjadi prinsip hidupnya, dengan menerima kekurangan dan kelebihan dari orang lain, bahwa satu keburukan teman, bukan berarti hilang sembilan kebaikannya. Dengan melihat kebaikan teman, siapa tahu mereka akan menjadi penolong di akhirat kelak.

Putra Sasak tulen ini, mengartikulasikan umur seperti es batu. Dipakai atau tidak, akan tetap mencair dan berakhir.

"Begitu juga dengan umur.
Digunakan atau tidak digunakan, umur kita akan tetap berkurang, dan akhirnya kembali kehadirat Tuhan," petuah Herman.

Untuk itu, ia menyarankan agar mulai menanam pohon sejuk di dalam diri. Sebab persoalan waktu, ibarat pohon, akan kering dan gersang. Maka, harus disirami dengan air kesejukan sehingga masa tua akan diikuti oleh ketenangan yang menyejukkan jiwa.

Benih yang dihasilkan akan sangat sehat untuk raga dan jiwa. Lahiriah dan rohaniah. Oleh karena itu, Haji Herman menilai penting sekali mengelilingi diri dengan orang-orang yang bisa melihat setitik cahaya dalam diri kita. Sehingga kita tidak bersaing secara berlebihan. Tidak mengkritik, menggunakan bibir dan lidah dengan kata-kata pedas. Lebih bagus lagi kalau bisa saling menghormati di tengah perbedaan-perbedaan yang ada.

Setelah yakin benihnya ditanam di lahan yang subur, ingat juga menyiraminya setiap hari. Intinya sederhana, selalu sempatkan melakukan sesuatu yang membuat jiwa bahagia.

Sebagai Ketua KONI Lombok Barat, ia memberi pilihan bebas. Yang suka cabang olahraga A, B dan C, silahkan berlomba memacu prestasi. Begitu pula yang suka cabang olahraga lainnya. Intinya, mari menjalin kebersamaan dan kekompakan untuk kemajuan meraih prestasi.

Tanda-tanda kalau benihnya sudah tersirami secara cukup, bertumbuh secara sehat, ada sejumlah daun kejiwaan yang mulai muncul di dalam diri sebagai bekal semangat memacu prestasi.

Sebab dalam peradigma berpikir Haji Herman, merasa yakin siapa saja yang tekun merawat pohon di dalam diri seperti ini, suatu hari ia akan berbunga, dan kemudian bunga menghasilkan buah prestasi yang pantastis.

Meminjam salah satu warisan pendiri bela diri Aikido Morihei Ueshiba,  ada banyak jalan menuju puncak gunung Fuji. Tapi hanya ada satu puncak, yakni cinta kasih. Yang ia maksud adalah cinta kasih pada setiap cabang olahraga apa saja yang menjadi anggota KONI yang ia pimpin.


Di sesi akhir perbincangan santai malam itu, Haji Herman menyentuh naluri kita, dengan mengutip  syair indah "Sang Lima Waktu".

🌿 Bila Subuh utuh
🌿 Rizki pun tumbuh
🌿 Hati terasa teduh
🌿 Pribadi tidak angkuh
🌿 Keluarga tidak keruh
🌿 Maka damai berlabuh...

🌿 Bila Dzuhur  teratur
🌿 Diri jadi jujur
🌿 Hati tidak kufur
🌿 Jiwa selalu bersyukur
🌿 Amal ibadah tidak udzur
🌿 Keluarga akur
🌿 Maka pribadi jadi makmur...

🌿 Bila Ashar kelar
🌿 Jiwa jadi sabar
🌿 Raga jadi tegar
🌿 Senyum pun menyebar
🌿 Insya Allah rezeki lancar...

🌿 Bila Maghrib tertib
🌿 Ngaji menjadi wajib
🌿 Wirid jadi karib
🌿 Jauh dari aib
🌿 Insya Allah syafaat tidak raib...

🌿 Bila Isya terjaga
🌿 Malam bercahaya
🌿 Hati damai sejahtera
🌿 Insya Allah hidup pun bahagia.