Mataram - Reportase.com


Dalam rangka stabilitasi pasokan dan harga pangan pokok strategis dan memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemeredekaan Republik Indonesia Ke - 77 Tahun 2022. Pemerintah Provinsi NTB melalui  Dinas Ketahanan Pangan (Diskapang) NTB mengadakan Bazar Pangan Murah yang berlangsung di Halaman Kantor Diskapang NTB, Selasa (23/08/2022).

Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi M.SI mengatakan bahwa penyelenggaraan bazar pangan murah sebagai salah satu langkah pengendalian inflasi pangan, namun itu saja tidak cukup, tentu harus adanya edukasi kepada masyarakat terkait inflasi pangan tersebut.

"Pengendalian inflasi pangan melalui hulu ke hilir, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) bekerja bersama stakeholder terkait, bersama OPD sektor produksi, jadi pengendalian inflasi pangan tidak hanya dihilir dengan mengadakan bazar saja, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat," jelas Miq Gite.

Ia juga menambahkan bahwa kehadiran TPID ditengah masyarakat yang  bekerja dari hulu ke hilir, kemudian mengadakan pasar-pasar murah, juga harus memberikan treatment kepada masyarakat, mengedukasi masyarakat bersama-sama untuk menstabilkan daerah masing-masing dulu.

Selain itu, Miq Gite mengajak agar para Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat menjadi garda terdepan dalam setiap peristiwa di dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan.

"Mari kita awali dari ASN tanam apapun di lahan-lahan kosong bibitnya minta di BKD dan lain sebagainya, mudah-mudahan dengan semakin banyak produksi yang mampu kita hasilkan tersedia di pasar, gejolak harga tidak terjadi lagi," tutur Miq Gite.


Sementara itu, Kepala Dinas Kepatang Prov. NTB, H. A. Azis, SH., MH mengatakan bahwa Provinsi NTB terus berkontribusi dalam rangka memberikan support kepada daerah - daerah lain dalam rangka pengamanan pangan Indonesia.  

"Contohnya seperti beras umpamanya kita selalu surplus, kemudian jagung juga demikian kita juga surplus. Komoditas jagung ini memengaruhi juga harga daging ayam, harga telur juga memengaruhi, demikian juga cabai walaupun cabai itu dalam suatu waktu harganya mahal akan tetapi sebenarnya kita di NTB komoditas cabai ini sebetulnya surplus akan tetapi karena distribusi ke Pulau Jawa yang harganya lebih mahal sehingga lebih banyak keluar, sehingga untuk kita juga terjadi defisit cabai di NTB tetapi Alhamdulillah pada hari ini harga cabai ini sudah menunjukkan stabil di Provinsi Nusa tenggara Barat.," jelasnya.

Kegiatan bazar ini melibatkan stakeholders pangan seperti Bulog, BUMD Pangan, Gapoktan, UMKM dan pelaku usaha pangan masyarakat di Nusa Tenggara Barat, yakni Zatu Rista, Difiya, CV Daya Abadi, Balai Bahari, Sasak Maiq dan lain sebagainya.

Pewarta: Red
Editor: R7 - 01