Peta Jalan Ganjar Pranowo
Menuju Pilpres 2024
(Episode 1)

Mataram - Reportase7.com

Ada tanda-tanda alam, yang bisa dijadikan peta jalan Ganjar Pranowo menuju kontestasi politik nasional, Pilpres 2024. Peta jalan itu, ada yang kasat mata dan yang tersirat.

Tanda-tanda alam itu, antara lain pada hasil polling beberapa lembaga survei yang kredibel, menempatkan Ganjar masih memimpin dengan persentase tertinggi. (20/09/2022)

Dari poling itu, terbaca sinyal politik, sekaligus tersirat pesan politik yang menunjukkan kecenderungan, bahwa Ganjar tetap berada dalam posisi yang dilirik oleh banyak parpol.

Fenomena ini dapat dimaknai pula adanya arus kuat dukungan rakyat terhadap Ganjar, meski sebagian masih sembunyi-sembunyi.

Apakah dalam posisi seperti itu, Ganjar bakal digandengkan dengan salah satu dari sekian nama populer yang sudah beredar luas di ranah publik terbuka.

Seperti misalnya, dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sudah final deklarasi. Tapi belum ada kepastian, siapa yang didukung untuk capres dan cawapresnya. Apakah Airlangga Hartarto? Tentu saja, masih teka-teki.

Karena politik adalah seni membangun kemungkinan, maka bisa jadi, peluang kemungkinan Ganjar berpasangan Airlangga. Atau masih menunggu dinamika politik dari aspek lainnya. Tentu, ada kaitan juga dengan “king maker” yang berada di pusaran pendukung Ganjar.

Dari perspektif "king maker" yang tentu saja Ganjar sendiri yang sangat tahu, mungkin juga nama Gubernur Jawa Tengah ini menjadi kandidat alternatif potensial digandengkan dengan Erick Thohir.

Saat bersamaan, bisa jadi mungkin, Ganjar dapat diuntungkan dari kesan masih agak "sulitnya" NasDem mewujudkan koalisi dengan PKS maupun Demokrat.

Secara kasat mata, Nasdem dan PKS cenderung ke Anies Baswedan. Namun Nasdem dalam konvensinya pun masih mencantumkan nama Ganjar Pranowo dan Andika Perkasa. Bahkan, belakangan partai blusutan Surya Paloh, ini terkesan "mengelu-elukan" Puan Maharani.

Jika NasDem berpaling ke putri mahkota PDIP itu, bisa jadi, tipis peluang Ganjar disandingkan dengan Anies. Dan Ganjar pun hilang dari pusaran NasDem.

Optimistik, bahkan yakin, Ganjar Pranowo masuk dalam salah satu poros skenario pilpres 2024. Poros ini sangat mungkin membentuk koalisi baru, selain koalisi yang sudah terbentuk, yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terdiri dari Golkar (14,78/85 kursi), PAN (7,65%/44 kursi), dan PPP (3,3%/19 kursi) dengan total 25,73% atau 148 kursi DPR RI.

Menyikapi dinamika menjelang pilpres, Ganjar semakin memperjelas sikapnya tidak abu-abu. Lewat pernyataannya pada banyak kesempatan,  menyampaikan testimoni, bahwa dirinya adalah tetap kader PDIP, meski sempat "terzolimi".

Terus, untuk apa Ganjar semakin mendapat dukungan elektoral politik berdasarkan hasil poling berbagai lembaga survei, jika kenyataannya nanti PDIP tidak mengusung? Ya, itu tadi. Ia punya peluang untuk menjadi Presiden lewat koalisi parpol lain. Karena peluang itu sangat besar, ada saja pihak merasa perlu menyudutkannya dengan segala cara.

Kalau mengamati pemberitaan tentang hal-hal yang memojokkan Ganjar, kita temukan misi peminggiran kekuatan figurnya yang menghalangi  maju di pilpres mendatang.

Ada yang salah? Tentu tidak ada. Karena sah-sah saja kubu sebelah tak suka Ganjar. Itu hak mereka. Yang mungkin salah adalah ‘fairness’ mereka. Publik merasa tidak adil. Justru, elektoral politik Ganjar semakin tinggi.
 
Publik membaca tujuan mereka. Karena itu, publik kian empati. Inilah yang saya sebut peta jalan Ganjar semakin terang benderang, sejalan dengan elektoral politiknya.
 
Mereka tidak menemukan kesalahan Ganjar yang paling fatal. Semua orang tahu afiliasi politik PDIP untuk Putri Mahkota jadi presiden. Tapi di lain sisi,
koordinat politik Ganjar sudah terintegrasi di peta jalan menuju  Indonesia 1.

Pewarta: DM
Editor: R7 - 01

(Bersambung)