Mataram - Reportase7.com


Sangkep Beleq atau musyawarah besar masyarakat Sasak yang digelar Sabtu (17/12) sampai Minggu ini merumuskan tentang strategi agar Sasak sebagai suku bangsa memberikan kontribusi eksternal lebih besar bagi daerah, bangsa dan negara.


Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr Hj Sitti Rohmi Djalillah, M. Pd, yang dianugerahi penghargaan sebagai Tokoh Bini Sasak Bidang Pemerintahan menyampaikan bangga dan terimakasih kepada penggagas Sangkep Beleq V Majelis Adat Sasak (MAS) 2022 dengan tema "Peririq Bale Langgaq, Jagak Gubug Gempeng, Bine Dese Darat Gumi Paer Sasak" di BPSDM NTB. (19/12/2022)

Sekretaris Daerah yang juga tokoh Sasak, HL Gita Ariadi mengatakan, momentum Sangkep Beleq di hari ulang tahun NTB ke 64 menjadi refleksi diri terhadap perjalanan NTB yang didalamnya mayoritas Sasak dalam membangun daerah.

"Harus membangun rasa memiliki terhadap organisasi Masyarakat Adat Sasak sehingga melahirkan rasa bangga menjadi orang Sasak yang bertanggungjawab sebagai mayoritas dalam perubahan daerah yang lebih baik. Tak hanya berpikir tapi bertindak dan bekerja," urai Miq Gita.

Senada dengan hal tersebut, tokoh MAS (Masyarakat Adat Sasak), HL Sajim Sastrawan mengatakan, rumusan yang akan dikerjakan sebagai strategi besar selama dua hari Sangkep Beleq diharapkan dapat membangkitkan semangat baru untuk berbuat bagi masyarakat Sasak dan daerah NTB yang dihuni pula oleh etnis dan agama berbeda.

Tak hanya itu, MAS berkolaborasi dengan Aliansi Masyarakat Sasak perantau di seluruh dunia berupaya membangun sinergi untuk masa depan Sasak  dan peradabannya.

Kadis Dikbud Provinsi NTB Dr. Aidy Furqan ketika di wawancarai mengatakan moment Sangkep Beleq ini sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat.


Harusnya moment Sangkep Beleq ini diadakan pada tahun 2021 akan tetapi karena kondisi covid dan kondisi-kondisi lain yang tidak menguntungkan saat itu maka Sangkep Beleq ini baru bisa kita laksanakan tahun ini, jelas Aidy Furqan.

Moment ini juga menjadi prediksi agar lebih dikenal oleh anak-anak didik kita, bahwa inilah pola demokrasi yang dibangun oleh suku sasak untuk membangun negara dan mengusung langsung pada agamanya yang menguatkan tradisi-tradisi pertumbuhan lainnya. Selain itu juga kegiatan ini memberikan nilai kebersamaan.

"Sesuai dengan tema apa yang disampaikan pada sambutan-sambutan tadi bahwa suku sasak secara khusus harus kuat, harus berdaya, dan berani mengambil peran yang bagus untuk membantu tatanan pemerintahan," jelasnya.


Bagi Nusa Tenggara Barat berharap kunjungan ini tidak hanya datang dari Lombok saja, tapi dari beberapa provinsi, ada juga yang dari luar negeri.

Terkait dengan Majelis Adat Sasak ini juga dapat dilibatkan dalam hal pendidikan. Dikarenakan kita sudah punya perda pemajuan kebudayaan yang di dalamnya itu mengamanatkan adanya DKD ( Dewan Kebudayaan Daerah).

Kemudian DKD itu tentu mengarah pada semua suku bangsa yang ada di Nusa Tenggara Barat harus mengambil bagian tadinya.

"Kami ingin mengukur terlebih dulu DKD ini. Tapi, karena ada Sangkep Beleq ini, kita tunggu hasilnya dulu. Mungkin di akhir akhir Desember ini atau awal 2023," tutupnya.

Selain dihadiri oleh tokoh tokoh sepuh Sasak, Sangkep Beleq juga mengundang orang Sasak perantauan se Indonesia dan luar negeri juga tokoh politik dan pemerintahan.

Pewarta: Fitri
Editor: R7 - 01