Sumbawa - Reportase7.com


Menyambut pesta demokrasi yang akan dihelat oanda tahun 2024 nanti, Universitas Samawa (UNSA) mengadakan pemilihan ketua dan wakil ketua BAdan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk masa Priode 2022 - 2023. Dengan melibatkan KPU serta BAWASLU serta unsur dari kampus seperti fakultas FKIP demi suksesnya pemilihan ketua dan wakil ketua BEM yang benar-benar lahir dari sistim demokrasi yang independen.


Semarak pesta demokrasi di Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Samawa (UNSA) tentunya adala hal yang dinanti setiap tahunnya dimana akan melahirkan BEM dan Wakil BEM yang baru untuk periode 2022-2023 mendatang. (21/12/2022)

Melalui komisi pemilihan umum (KPU) Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menyelenggarakan pemilihan umum (Pemilu) calon Ketua BEM dan Wakil BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa).

Berbeda dari tahun sebelumnya satu dari dua kandidat yang bersaing dalam pemilu tahun ini bukanlah Mahasiswa, melainkan kotak kosong. Menanggapi hal tersebut, ketua KPU, Haulani Afifah menjelaskan bahwa ada dua bakal calon yang mencalonkan diri pada pemilu tahun ini, akan tetapi satu diantaranya karna tidak memenuhi syarat yang diajukan pada verifikasi berkas. sehingga pada verfikasi akhir hanya satu pasangan calon saja.

“Untuk terkait kotak kosong, awalnya itu memang ada dua bakal calon. Pada verfikasi akhir, sementara yang satunya lagi tidak memenuhi dari persyaratan yang sudah kami ajukan, sehingga hasil verfikasi akhir itu hanya menghasilkan satu calon,“ ungkapnya.

Selain itu, Ketua KPU juga menegaskan bahwa untuk menentapkan kebijakan dalam pemilu ini bukan asal ditetapkan saja, akan tetapi itu merupakan hasil dari musyawarah dan mupakat antara KPU dan BAWASLU.

“Untuk menetapkan sebuah systemmatika atau mekanismenya itu melalui musyawarah, bukan sekedar menentapkan dari KPU atau BAWASLU sendiri,” tegasnya.


Kondisi ini memungkinkan pemili tetap menggunakan hak suaranya dengan mencoblos kolom yang bergambar foto calon tunggal atau memili kotak kosong apabila pemili merasah aspirasinya tidak terwakili oleh calon tunggal tersebut.

“Kalau masyarakat FKIP tidak suka sama calon tunggal, mereka akan memili kotak kosong,” terangnya.

Agar aspirasi mahasiswa melalui pilihannya dapat tersalurkan,ketua KPU menugaskan bahwa independensi, netralitas, dan integritas akan selalu dijujung tiinggi oleh tim KPU mereka akan memperketat dan menjamin pengawasan serta keamanan selama proses pemilihan berlangsung.

“Kalau teman-teman mendapati ada indikasi kecurangan yang dilakukan oleh KPU, silakan di laporkan ke BAWASLU,” tegasnya

Menanggapi dirinya melawan kotak kosong, calon tunggal BEM FKIP UNSA, Chandra Nanang Gonzali menyatakan bahwa ini merupakan pengalaman pertamanya selama mengikuti perkembangan pemilihan BEM FKIP. Hasil pemilu kali ini dapat menjadi cerminan apakah mahasiswa FKIP menginginkan  Chandra untuk menjadi pemimpinnya atau tidak.

”Sejauh ini saya hanya bisa melakukan yang terbaik, hasilnya nanti saya serahkan kepada mahasiswa FKIP," pungkasnya.

Pewarta: Sayuti
Editor: R7 - 01