(Foto: Motor Berbahan Bakar Minyak di konversi menjadi Motor Listrik oleh siswa SMK Negeri 3 Mataram)


Mataram - Reportase7.com

Sebanyak empat siswa dari SMKN 3 Mataram berhasil mengkonversi motor Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi motor listrik dalam waktu tiga bulan saja.


Hal ini disampaikan oleh guru sekaligus ketua tim pengembang motor listrik, Hadi Kurniawan saat ditemui di SMKN 3 Mataram, Kamis (26/01/2023).

Hadi mengatakan, awal mulanya ia diberi tantangan oleh PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Nusa Tenggara Barat untuk membuat motor listrik.

Ketika disanggupi, Hadi mengaku sempat mengalami kesulitan dalam proses pembuatannya, sebab baru pertama kali.

"Pertama kali kami mengkonversi satu unit motor, agak lama memang. Bisa dua bulan untuk jadi satu unit," ungkap Hadi.

Hadi menjelaskan, kesulitan tersebut yang membuat dirinya dan keempat siswanya itu belajar. Sehingga bisa membuat karya yang bermanfaat bagi banyak orang.

"Nanti ke depannya kita sama PLN  konsen mengembangan bengkel, kita akan siapkan bengkel konferensi baik itu mobil maupun motor listrik, jadi kita akan mengadakan pelatihan juga bersama PLN dan berbagai sekunder terutama Brida dengan berbagai OPD termasuk Dinas Penelitian dan ESDM," papar Hadi.

"Yang paling utama nanti kita akan libatkan alumni-alumni sekolah yang pernah dibengkel dan nanti kita undang juga dari sekolah-sekolah yang lain untuk pelatihannya. Karena ini didukung juga oleh PLN UIW NTB," pungkasnya.

Sementara itu Kepala Sekolah SMKN 3 Mataram Ruju Ahmad mengaku, pembuatan sepeda motor tersebut menelan biaya yang tidak sedikit yaitu 15-20 juta tergantung dari jenis motornya.


Walaupun biayanya tidak sedikit tapi kedepannya operasional hariannya sedikit, pajaknya juga sedikit tidak perlu mengantri di pom bensin. Karena hanya dicas di rumah saja.

Meski begitu, Ruju menganggap hal tersebut merupakan pembelajaran bagi siswanya. Agar setelah lulus, bisa berkarya lebih hebat lagi.

"Anak-anak kita di SMKN 3 Mataram memang sudah mulai kita kenalkan untuk kendaraan masa depan berbasis energi listrik. Karena apa? Karena bbm atau sumber daya alam yang dari polusi itu akan habis," paparnya.


Entah berapa puluh tahun lagi akan habis, mereka yang akan menikmati kendaraan berbasis listrik itu tentunya juga mulai memikirkan apa yang menjadi sumbernya untuk menggerakkan pembangkit listrik.

Di SMKN 3 Mataram sudah mempunyai SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) dan juga mempunyai ini area untuk tempat parkir (zona hijau). Artinya untuk anak-anak SMEKTI yang punya kendaraan listrik. Dan kedepannya nanti anak-anak SMKN 3 Mataram kita sudah mulai untuk membuat sepeda listrik atau memakai sepeda listrik.

Ruju berharapan ke depan agar orang tua serta masyarakat pada umumnya mendukung Pemerintah Provinsi NTB untuk mensukseskan transisi energi menuju NTB Net-Zero Emission 2050 ke depan.

"Otomatis mulai saat ini kita harus berlakukan untuk mengenalkan kendaraan listrik itu seperti apa, agar nantinya tidak terkejut seperti apa Motor atau sepeda listrik itu," tutupnya.

Pewarta: Fitri
Editor: R7 - 01