Terkait Usulan Kenaikan Biaya Haji 2023, Ini Penjelasan Kemenag NTB
Foto: Kepala Kemenag NTB, Zamroni Aziz saat diwawancarai terkait gerak jalan kerukunan (arsip)

 Mataram - Reportase 7
Kepala Kanwil Kemenag NTB Zamroni Aziz menjelaskan rencana usulan Kemenag RI terkait Biaya Pelaksanaan Ibadah Haji (BPIH) 2023.

Dia menegaskan bahwa usulan kenaikan ongkos layanan jemaah haji sebesar 69,2 juta merupakan upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan haji lebih maksimal.

“Layanan haji itu terkoreksi oleh naiknya harga transportasi hingga akomodasi,” kata Zamroni melalui keterangan tertulis yang diterima, Senin 23 Januari 2023.

Dia menjelaskan, sesuai informasi dari Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, yang disebut layanan haji atau paket layanan haji itu adalah layanan masyair. Layanan selama masyair adalah layanan selama jemaah tinggal di atau wukuf di Arofah kemudian ke Musdalifah, kemudian mereka mabit di mina.

“4 hari itu yang disebut paket layanan haji yang tahun lalu harganya 5.656,87 riyal, atau sekitar Rp 22 juta,” jelas Zamroni.

Saat ini, pemerintah masih terus melakukan negosiasi, untuk harga paket layanan.

“Jadi 4.632,87 riyal atau sekitar Rp 18,9 juta atau sekitar Rp 19 juta, dari Rp 22 juta,” kata dia.

Kenaikan biaya haji yang diusulkan Menag Yaqut Cholil Qoumas justru tidak terpengaruh oleh biaya layanan haji di Arab Saudi.

"Jadi skema usulan yang ada itu, enggak terpengaruh biaya transportasi hingga akomodasi jemaah haji. Tapi, ada komponen lain yang meningkat,” tutur Zamroni.

Menurutnya, hal ini perlu diwaspadai terkait harga tiket pesawat yang terpengaruh kurs dollar dan itu sedang tinggi-tingginya.

“Bahkan, pemerintah juga harus jaga-jaga dengan harga avtur yang kini naik turun," paparnya.

Zamroni menegaskan bahwa asumsi perhitungan yang dipergunakan  Kemenag RI, merujuk pada kurs dolar AS yang berlaku saat ini. Apalagi, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya.

"Asumsi yang dipakai Gus Men dengan tim Kemenag RI,  kan masih pakai asumsi masih dengan dolar yang pesimis lah. Dolar pesimis maksudnya (kurs) dollarnya tinggi itu di Rp 15.300, ya. Sementara tahun lalu dollar Rp 14.425 gitu. Jadi berbeda ya, karena biaya haji itu dollar, gitu kan, saya kira di situ," Papar Zamroni.

Kondisi itu berdampak pada turunnya paket layanan haji di Arab Saudi terkoreksi dengan naiknya biaya lainnya. Terlebih, layanan haji tidak mencakup biaya-biaya seperti transportasi hingga akomodasi.

"Nah jadi meskipun layanan masyair atau layanan paket haji itu turun tapi turunnya itu masih terkoreksi dengan harga yang lain, misalnya kenaikan-kenaikan berapa riyal untuk rencana penginapan, untuk akomodasi, untuk makan, itu tidak masuk paket layanan haji. Hotel di Madinah, di Mekkah, makan, itu tidak termasuk dalam layanan haji dimaksud. Jadi layanan haji itu spesifik, gitu ya konteksnya," jelas Zamroni.

Kemenag NTB perlu meluruskan polemik yang kini muncul, lantaran banyak terjadi informasi yang simpang siur di tengah-tengah masyarakat saat ini yang perlu menjadi perhatiannya.

"Para calon jemaah haji NTB, sebaiknya tenang dan jangan terlalu reaktif atas informasi yang sesat soal ongkos haji 2023. Ini karena naiknya Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2023, masih dalam pembahasan di Panja DPR RI," tandasnya.

Pewarta: Hadi
Editor: R7-02