Jakarta - Reportase7.com
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyatakan dan menilai masalah ibu-ibu pengajian. Hal itiu disampaikan dalam pidatonya di Kick Off Pancasila dalam Tindakan Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting yang digelar di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta.
Megawati sempat mempersoalkan sebagian ibu-ibu yang suka mengikuti pengajian namun kurang memperhatikan anak-anak mereka.
Sementara itu Anies Baswedan di acara Milad ke 42 Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (21/02) mengatakan, pengajian menghasilkan Ibu-ibu perpengetahuan.
Anies juga memuji eksistensi ibu-ibu pengajian karena telah mewujudkan keberhasilan pendidikan di dalam keluarga. (24/02/2023)
Anies menekankan selama 42 tahun usianya, BKMT menjadi bukti bahwa pengajian menghasilkan ibu-ibu yang lebih berpengetahuan.
"Ibu-ibu yang punya bekal untuk mendidik anak-anaknya, membuat rumah yang mencerminkan nilai Islam dan akhlak yang baik," terang Anies.
Para ibu yang rutin melakukan kegiatan pengajian, secara terang benderang mereka beragama Islam dan identitasnya kaum Muslimat. Menjadi kewajiban bagi setiap laki dan perempuan umat Islam untuk menuntut ilmu. Hal itu seperti dikatakan dalam hadist Rasulullah Saw, "tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim".
Menanggapi hal tersebut Ketua Advokasi Hukum DPP Partai UMMAT Juju Purwantoro, SH., MH, mengatakan bahwa, pengajian kontennya sangat positif, juga dimaksudkan bagi para ibu untuk lebih menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, diantaranya ilmu Fiqih, ibadah dan akhlaq keislaman.
"Dibeberapa pengajian kontennya juga positif, misalnya ada juga yang memuat dan mengangkat tema penanganan stunting," ujar Juju.
Dengan demikian melalui ibu-ibu pengajian dapat juga berkontribusi terhadap metode pengasuhan dan pendidikan terhadap anak dan keluarga secara islami. Justeru tidak jadi sumber masalah, penanganan persoalan sosial dan kesehatan, malah jadi solusi penanganan stunting.
Selayaknya pernyataan- pernyataan Megawati, yang kesekian kalinya tidak sering berkonotasi negatif dan menimbulkan polemik dihadapan publik.
"Sebagai contoh, Megawati pernah menyindir mengenai jika punya menantu tukang bakso. Juga ucapannya, ibu-ibu agar memasak dengan merebus saja, dan tidak melulu menggoreng memakai minyak goreng," beber Ketua Advokasi Hukum DPP Partai UMMAT itu.
Lebih baik Megawati mengkritik para ibu sosialita, yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan pamer materi, arisan ataupun shopping ke luar negeri.
"Kedepan, Megawati sebagai pejabat publik diharapkan bisa lebih arif dan bijaksana dalam berpendapat. Mestinya pernyataan Megawati dihadapan publik, berdasarkan data (research), bukan asal opini yang bisa berlabel negatif," pungkasnya.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
0Komentar