(Foto: Ketua DPRD Provinsi NTB Hj. Baiq Isvie Rupaeda, SH., MH, saat menemui massa aksi dari Gili Tramena)


Mataram Reportase7.com

Pimpinan rapat Paripurna DPRD NTB sekaligus Ketua DPRD Provinsi NTB Hj. Baiq Isvie Rupaeda, S.H., M.H. menyerahkan sementara kepada wakil Ketua II DPRD NTB agar rapat tak terhenti, sementara Ketua DPRD NTB beranjak meninggalkan sidang menemui 500 orang masa aksi warga Trawangan, Meno dan Air (Tramena) Lombok Utara yang mempertanyakan status lahan yang kononnya diambil pihak Pemda NTB, bertempat di depan Kantor DPRD Provinsi Rabu, (15/03/2023).

Masa mendatangi kantor DPRD Provinsi dengan tujuan mengantar surat cinta warga Tramena yang nasibnya diduga terkatung katung atas pengambil alihan lahan. Sementara lahan itu mereka garap dari warisan leluhurnya.

Tetapi, oleh pihak Pemda yang kemudian diketahui disewakan kepada pihak lain yang mereka duga adalah pihak asing.

Surat cinta yang berisi sejumlah tuntutan atas dugaan kecurangan yang dilakukan oleh Pihak Pemprov atas pengambil alihan lahan Gili Terawangan secara sepihak, dan meminta kepada DPRD NTB agar memanggil pihak-pihak terkait untuk mempertanggungjawabkan kebijakan tersebut.

Dan masa aksi meminta balasan surat cinta tersebut hari itu juga. Ketua DPRD NTB Hj. Baiq Isvie Rupaeda, SH., MH, didampingi Sekretaris DPRD Provinsi NTB Drs. H. Surya Bahari, MMPd, menemui masa aksi dan duduk berlesehan ditengah terik matahari didepan gedung DPRD NTB.

Mereka menerima dengan resmi surat cinta warga Tramena tersebut dan mengumandangkan ucapan merdeka untuk menyemangati masa aksi namun ditolak, akhir dijawabnya.

“Baiklah Sayaang,” hidup itu harus bersabar, saya atas nama pimpinan DPRD NTB menerima dengan baik surat cinta yang saudaraku semua secara bersama-sama menyerahkannya kepada kami. Tetapi mekanismenya harus melalui kajian. Kami akan mengkaji bersama Komisi terkait dan akan menjawab secara tegas surat yang disampaikan hari ini," ujarnya.


Dijelaskannya lebih jauh bahwa setiap surat aspirasi terlebih lagi aspirasi warga Tramena tersebut berlebel surat cinta akan dikoordinasikan dengan instansi terkait.

“Surat yang saudara-saudara sampaikan ini kami juga akan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan instansi terkait agar jawaban yang kami berikan menjadi clear and clean,” tutupnya.

Masa aksi yang tadinya memanas karena terlebih dahulu berorasi didepan kantor Gubernur NTB. Namun, tidak mendapatkan jawaban sehingga berlanjut didepan gedung DPRD NTB. Hal tersebutpun berubah menjadi hangat dan mesra sehingga berakhir dengan masing-masing masa aksi membubarkan diri secara damai sembari menunggu jawaban surat cintanya dari ketua DPRD NTB.

Pewarta: Fitri
Editor: R7 - 01