(Foto: Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Mataram H. Munawar, S. Sos., S. Kom., MM)
Mataram - Reportase7.com
SMKN 2 Mataram raih prestasi dalam ajang LKS 2023. Dua siswa tersebut bernama Syaddad Khairi dan Yori Rizki Akbar, rencananya akan di kirim ke Surabaya, Jawa Timur.
Siswa ini, dikirim ke Surabaya karena prestasinya meraih Juara 1 Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Provinsi NTB di Lombok Timur Kamis, 8/6/2023.
"Jadi ada enam siswa yang kami kirim menjadi peserta LKS. Dari enam ini, dua siswa juara 1 dan satu lainnya juara 3," ungkap Kepala SMKN 2 Mataram, H. Munawar, S. Sos., S. Kom., MM, ketika dikonfirmasi diruangannya, Selasa (13/06/20223).
Sebelum ikut LKS tingkat provinsi, kedua siswa itu sempat ikut seleksi masing-masing jurusan, bersama dengan siswa lainnya. Setelah dinilai, keduanya pun lulus bersama delapan siswa.
"Kedua jurusan ini kembali melaksanakan ujian ke sepuluh siswa tadi dan yang lolos enam siswa termasuk mereka berdua. Keenam siswa ini lah yang kami ikutkan dalam pembinaan khusus selama tiga bulanan. Itu sampai nginep dan kami biayai," imbuhnya
Sama halnya dengan magang ke Surabaya. Pengiriman kedua siswa itu yang untuk persiapan menghadapi LKS tingkat Nasional.
"Nggak cukup dengan bimbingan guru lokal. Kalau magang ke luar daerah perkembangannya akan berbeda."
Ditanya soal perkembangan PPDB di SMKN 2 Mataram, Munawar menjelaskan, bahwa animo masyarakat terhadap sekolah meningkat.
Saat ini jumlah peserta yang ikut tes fisik saja, sebanyak 1200 orang. Dari Jumlah ini, sekitar 450 orang melalui jalur online.
"Kalau yang akan kami terima sebagai siswa, jumlahnya 448 orang untuk enam jurusan. Dan jumlah itu untuk mengisi 14 kelas," lanjutnya.
Namun demikian, pihaknya masih menghadapi kendala berupa kurang jumlah guru produktif (Guru Jurusan). Keberadaan guru P3K menurutnya tidak sebanding dengan kebutuhan guru di sekolah.
"Memang bukan kami saja, tapi SMK lain juga kurang. Kalaupun ada P3K masih belum tercukupi. Karena yang dulu- dulu tidak pernah diimbangi, program P3K ini kan baru tahun ketiga. Seandainya ditutup dari dulu maka guru produktif tidak langka," pungkasnya.
Pewarta: Fitri
Editor: R7 - 01
0Komentar