(Foto: Keindahan Pulau maringkik yang terletak di Kecamatan Keruak Lombok Timur)


Lombok Timur - Reportase7.com

Desa Pulau Maringkik terletak di Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur dan merupakan sebuah desa yang unik karena mayoritas penduduknya adalah Nelayan Suku Bajo yang berbicara campuran antara Bahasa Bugis dan Sasak dalam kehidupan sehari-hari.

Suku Bajo dikenal dengan keterampilan mereka dalam berlayar dan telah menjadi bagian integral dari budaya maritim Indonesia selama berabad-abad. Mereka juga dikenal sebagai "Suku Laut atau Sea Gypsy" karena gaya hidup mereka yang nomaden dan menghabiskan lebih banyak waktu dia atas perahu. Namun, Suku Bajo di Desa Pulau Maringkik memilih untuk menetap di pulau tersebut selama berabad abad dan menjadi bagian dari masyarakat pulau Lombok.

Salah satu hal unik dari Desa Pulau Maringkik adalah bahasa yang mereka gunakan sehari hari yang terdengar sangat berbeda dengan Bahasa Sasak pada umumnya. Suku Bajo umumnya berbicara bahasa Bugis, namun masyarakat Bajo yang mendiami Pulau Maringkik telah melebur bahasa asli mereka dengan Bahasa Sasak, sehingga meskipun terdengar berbeda baik dari dialek dan penggunaan kosakata namun masih bisa di fahami oleh warga Sasak lain di sekitarnya. (22/08/2023)


Selain bahasa, Suku Bajo di Desa Pulau Maringkik juga telah mengadopsi kebiasaan dan tradisi dari suku Sasak. Bahkan sebagian besar warga Pulau Maringkik khususnya wanita sangat pandai menenun, sehingga Pulau Maringkik sendiri kerap di juluki Pulau Tenun. Hasil kain tenun mereka juga merupakan kombinasi tenun Sasak dan Bugis.

Meskipun berjarak hanya 5 menit perjalanan menggunakan perahu motor dari Pantai Pink, Pulau Maringkik relatif masih sepi dari kunjungan wisatawan. Padahal Pulau ini dikelilingi oleh air jernih berwarna biru toska, sejumlah pantai yang cantik dan unik. Bahkan salah satu spot yang sering di kunjungi oleh wisatawan lokal sangat mirip dengan Angels Billabong atau Broken Beach di Nusa Penida, Bali.

Buat penggila alam bawah laut, Pulau Maringkik juga menawarkan keindahan terumbu karang dan aneka biota laut yang tidak kalah cantik dengan Gili Petelu di sebelahnya. Bagi penyuka scuba diving, di Gili Maringkik juga terdapat ShipWreck peninggalan Portugis yang sekarang menjadi istana aneka jenis ikan dan terumbu karang.

Hal menarik lainnya dari Pulau Maringkik adalah keberadan Gili Pasir Panjang. Sebuah pulau pasir yang hanya muncul di saat air surut. Gili ini berupa hamparan pasir putih di tengah laut yang membentang menghubungkan Pulau Maringkik dengan Gili Bembek. Perairan di sekitar Gili Panjang ini juga relatif dangkal dengan air yang sangat jernih. Cocok untuk berenang dan snorkeling.

Sayangnya belum banyak terdapat fasilitas wisata di pulau ini karena memang belum ada pengembagan wisata yang dilakukan. Sebagai alternatif, para pengunjung yang ingin menginap bisa menyewa kamar di rumah rumah warga dan mengikuti kegiatan menarik dari warga Desa Maringkik.

Para pria desa Pulau Maringkik biasanya akan keluar mencari ikan pada sore hari atau sekitar jam 6 pm dan baru kembali beberapa hari setelahnya. Kegiatan ini di kenal dengan sebutan Ngerakat dalam Bahasa Sasak atau Pongkak dalam bahasa  setempat.


Sementara para wanita akan mengisi waktu mereka dengan membuat kain tenun sambil menjaga anak anak mereka yang masih kecil.

Ada satu kegiatan menarik dari para wanita di Pulau Maringkik. Setiap pagi wanita wanita di pulau ini akan memenuhi pesisir pantai meminta ikan kepada Nelayan yang kebetulan lewat. Kegiatan meminta ikan ini dikenal dengan istilah Menciro dan memang sudah merupakan sebuah tradisi di kalangan Suku Bajo untuk berbagi ikan kepada keluarga nelayan lainnya yang sedang ditinggal melaut oleh suami atau anak laki laki mereka.

Selain menikmati keindahan pantai dan alam bawah laut dari salah satu Pulau terpadat di dunia ini, Pola hidup masyarakatnya yang unik tersebut bisa menjadikan Pulau Maringkik sebagai destinasi wisata budaya dan local experience yang menarik.

Pewarta: Red
Editor: R7 - 01