Ini Pesan Din Syamsuddin Menyambut Ramadhan 1445 H
(Foto: Prof. Dr. Din Syamsuddin, cendikia muslim mantan ketum PP Muhammadiyah)

Jakarta - Reportase7.com

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah sekaligus pengasuh Ponpes Modern Internasional Dea Malela Din Syamsuddin mengajak umat Islam untuk mewujudkan Ramadhan berkualitas yang tak hanya puasa dari menahan makan dan minum saja, tapi juga mempertebal amalan amar makruf nahyi munkar.

"Dalam menjalankan ibadah-ibadah Ramadhan umat Islam tidak semestinya berpuasa dari melakukan amar makruf nahyi munkar (menegakkan kebenaran, mencegah kemungkaran)," ujar Din Syamsuddin. (7/3/2024).

Pesan itu disampaikan dalam pengajian yang diadakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Garut Kota, di Kampus STAIDA Muhammadiyah Garut, pada beberapa waktu lalu.

Din menjelaskan makna dan hikmah bulan suci Ramadhan sebagai bulan ibadah, dan bulan Riyadhah (pelatihan kerohanian).

Menurutnya, ibadah-ibadah Ramadhan merupakan suatu kesatuan yang tak terpisahkan satu sama lain. Maka perlu ditunaikan secara menyeluruh, yakni baik puasa di siang hari, shalat fardu dan sunnah, hingga amaliah-amaliah lainnya.

"Amaliah-amaliah Ramadhan lainnya seperti tadarus/tadabur Al-Qur'an, itikaf, hingga memberi zakat fitrah ataupun zakat mal," kata dia.

Semuanya, kata mantan Ketum MUI itu, berfungsi ganda yakni penyucian diri (tazkiyatun nafsi), dan penguatan diri (taqwiyatun nafsi).

"Jika dikerjakan dengan sesungguhnya maka seorang hamba akan tampil dengan fitrah kemanusiaan sejati," jelasnya.

Din juga berpesan kepada umat Islam untuk tidak terjebak pada pertentangan apalagi permusuhan akibat berbeda pilihan politik pada Pemilu/Pilpres yang lalu.

"Janganlah karena berbeda partai politik atau Paslon presiden/wakil presiden kita merusak silaturahim dan ukhuwah Islamiyah," terang Din.

Menurutnya, umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah, harus melakukan koreksi sebagai bagian dari amar makruf nahyi munkar. Jika tidak, maka kejahatan itu akan berkelanjutan dan pada ujungnya akan meruntuhkan negara bangsa.

"Jika manusia enggan beramar makruf bernahyi munkar, maka alam yang akan melakukannya. Janganlah karena cinta dunia dan takut mati, lidah kita kelu dan kaki kita kaku untuk menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran," tandasnya.

Pewarta: Red
Editor: R7 - 01