Aria Bebed Putra Gajah Mada, Berikut Kisahnya

Reportase7.com

Gajah Mada, tokoh legenda yang pernah menjadi Mahapatih Majapahit pada era Ratu Tribwana Tunggadewi dan Hayam Wuruk menurut kabar turun temurun masyarakat Bali mempunyai seorang anak, namanya Aria Bebed. Anak Gajah Mada yang satu ini lahir dari seorang wanita bernama Ni Luh Ayu.

Kisah mengenai anak Gajah Mada yang bernama Aria Bebed sumbernya dari cerita turun-temurun yang ada pada masyarakat Bali, khususnya masyarakat Desa Pagustulan Singaraja Bali.

Selain itu, mereka juga membuat suatu Prasati untuk meneguhkan jika kisah mengenai Aria Bebed anak Gajah Mada adalah kisah nyata, Prasasti yang dibuat oleh masyarakat  Desa Pagustulan Singaraja Bali itu dikenal dengan nama "Prasasti Gajah Mada".

Menurut Prasasti Gajah Mada, disebutkan bahwa, pada mulanya Gajah Mada tidak mengetahui jika ia punya anak, mengingat Ni Luh Ayu sudah ditinggalkan Gajah Mada, lagipula Gajah Mada waktu itu tinggal di Majapahit. Sementara Ni Luh Ayu Tinggal di Bali.

Saat di tinggalkan Gajah Mada, Ni Luh Ayu dalam kondisi mengandung muda, sehingga Gajah Mada tidak tahu jika Ni Luh Ayu mengandung. Anak yang lahir dari Rahim Ni Luh Ayu kelak dinamai Aria Bebed.

Setelah memasuki usia Remaja, Aria Bebed dikabarkan oleh Ibunya, bahwa ayah Biologisnya adalah Gajah Mada. Mendengar pengakuan dari ibunya, Aria Bebed kemudian menuju Majapahit untuk menjumpai ayahnya.

Sesampainya di Majapahit, Aria Bebed duduk di atas batu yang terletak tepat di depan rumah Gajah Mada. Karena disoraki oleh orang-orang dan diusir oleh para pengawal Gajah Mada, Aria Bebed menangis. Mendengar sorak orang banyak dan tangisan seorang remaja, Patih Gajah Mada keluar.

Sesudah ditanya, siapa nama, asal dan tujuannya datang ke Majapahit, Aria Bebed menjawab dengan jujur. Ia ingin menjumpai Gajah Mada, karena menurut keterangan Ibunya Gajah Mada adalah ayahnya".

Mendengar jawaban Aria Bebed, Gajah Mada membawa anak itu ke dalam rumahnya dan mempertemukanya dengan istrinya Ken Bebed. Kepada Ken Bebed, Gajah Mada mengaku bahwa Aria Bebed adalah putranya. Mendengar pengakuan Gajah Mada, Ken Bebed yang tidak punya anak sangat senang. Oleh Ken Bebed, Aria Bebed dianggap sebagai putra kandungnya sendiri.

Setelah sekian lama tinggal di Majapahit, Aria Bebed meminta diri untuk pulang ke Bali. Gajah Mada dan Ken Bebed meningizinkan. Sebelum Aria Bebed pulang, Gajah Mada memberikan hadiah berupa Pangastulan (Tempat Menyimpan Abu Leluhur Gajah Mada).

Kepada Aria Bebed, Gajah Mada berpesan agar abu yang di Pagastulan di taburkan di sepanjang jalan yang dilaluinya. Tempat yang ditaburi Abu Pagastulan akan menjadi wilayah kekuasaan Aria Bebed. Hendaklah pula Aria Bebed berhenti dan menetap di tempat terakhir yang ditaburi abu Pagastulan. Disitu Aria Bebed akan menjadi penguasa tertinggi.

Aria Bebed kemudian menuju Bali dan menetap di desa Bwahan. Disana Aria Bebed menikah dengan Nyi Ayu Rangga, Putri Pangeran Pasek Wanagiri. Dari perkawinan itu lahir dua orang Putra yakni Aria Twas dan Nyi Gusti Ayu Wanagiri.

Begitulah kisah mengenai Aria Bebad yang tertulis dalam Prasasti  Gajah Mada. Prasasti tersebut ditulis pada Tahun Saka 1881 (1959 M). Ditinjau dari tahun pembuatannya jelas Prasasti Aria Bebed umurnya amat muda sehingga dalam menanggapi isi kisah yang terkandung didalamnya perlu telaah kritis.