Lombok Barat - Reportase7.com
Banyak pihak mengecam terkait adanya Partner Song (PS) telanjang yang di sediakan oleh manajemen salah satu Cafe atau Club malam di wilayah wisata Senggigi.
Room khusus yang disediakan oleh salah satu Cafe atau Club menjadi daya tarik pengunjung untuk menikmati sensasi malam dengan budget Rp 10 juta untuk bisa masuk menikmati sensasional para PS telanjang dengan tarian erotis melayani tamu yang hadir. (01/06/2024)
Terkait dengan hal tersebut, Ketua Gerakan Aktivis Muda Mahasiswa Lombok Barat, M. Taufik angkat bicara. Beredarnya aksi penari bugil di salah satu Cafe di wilayah Senggigi merupakan tamparan keras pagi pemerintah serta budaya Sasak yang selalu menjunjung tinggi norma agama serta adat ketimuran.
"Jangan sampai daerah kita ini dirusak oleh budaya-budaya yang tidak bermoral yang di bawa oleh orang dari luar pulau Lombok," ujar Taufik saat di hubungi melalui via Whatsapp.
Disampaikan Taufik, dengan budget yang cukup besar patut di duga bukan saja penari telanjng yang disediakan oleh pihak club, hal-hal lain seperti peredaran narkoba serta penjualan manusi bisa saja terjadi pada lokasi tersebut.
"Patut kita curigai di Cafe yang dimaksud ada embel lain yang di komersilkan," terangnya.
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bersama pihak terkait harus segera mengambil sikap dan menelusuri semua informasi yang beredar. Jangan sampai dunia pariwisata di daerah Kabupaten Lombik Barat khususnya walayah Senggigi menjadi lesu lantaran adanya aksi-aksi yang tidak terpuji yang lakukan oleh penyedia hiburan malam.
"Kami menduga adanya hiburan bebas pada room khusus yang disediakan oleh pihak Cafe, dengan biaya masuk yang cukup besar itu tentu banyak Plus-plusnya," terangnya.
Taufik meminta kepada pemerintah bergandengan tangan dangan pihak APH untuk mengusut tuntas persolan tersebut, agar tidak menimbulkan keresahan serta spekulasi lain.
"Kami minta APH untuk tertibkan Cafe atau Club malam yang terlalu bebas, jangan sampe ada perdagangan manusia ataupun hiburan yang sangat bebas di daerah Lobar. Apalagi sampe mempekerjakan anak di bawah umur di dalam cafe, tentu itu sangat fatal dan merusak generasi melenial khususnya putra putri Lombok Barat," tandasnya.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
0Komentar