Mataram - Reportase7.com
Pelaku UMKM Bale Bawang Merah dan Pemasok Bapokting lainnya di Wilayah Kota Mataram Bayu Aryadani, S.Pd., menyampaikan bahwa, memasuki musim penghujan di akhir tahun 2024 ini harga komoditas bawang merah mengalami sedikit kenaikan harga, namun tidak signifikan.
Harga bawang merah saat ini berkisar antara Rp. 25.000 - Rp. 37.000,- per Kg yang kwalitas super. Sementara harga normal berkisar antara Rp. 20.000, - Rp. 25.000,- per Kg. Sementara itu stok ketersediaan Bawang Merah saat ini sudah menipis, diperoleh dari hasil panen di wilayah Sumbawa dan Bima yang ada di lahan pegunungan serta diambil dari hasil panen yang telah distok oleh petani.
Kenaikan harga disebabkan oleh telah berakhirnya musim panen raya serta saat ini di daerah penghasil Bawang Merah terbesar di NTB saat ini yaitu di Daerah Bima sudah memasuki musim penghujan, sehingga tidak cocok lagi untuk ditanami komoditas Bawang Merah. (18/12/2024)
Untuk mengantisipasi naiknya harga beberapa komoditas pangan, khususnya Bawang Merah, maka Dinas terkait baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota se-NTB secara rutin menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) atau Pasar Murah atau Pasar Rakyat, dengan melibatkan Pelaku Usaha UMKM, salah satunya Bale bawang merah yang beralamat di Karang Kelok Kelurahan Monjok Barat, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, yang dikelola oleh Bayu Aryadani, S. Pd.
Bayu memperoleh barang dagangan dari berbagai wilayah di NTB terutama dari Bima yang merupakan daerah asal Istrinya.
Bayu juga merupakan lulusan Universitas Mataram tahun 2019, yang semasa di bangku perkuliahan aktif dalam organisasi kampus seperti Serikat Mahasiswa Indonesia, serta ikut menyuarakan aspirasi dalam berbagai kegiatan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh organisasi Mahasiswa Unram.
Saat ini dirinya juga aktif dalam menyuarakan aspirasi, melalui Forum Perjuangan Mahasiswa dan Rakyat (FPMR) dalam mengutuk keras pengusiran paksa dan pembatasan akses pasien oleh Pihak manajemen RSUP NTB.
Dimungkinkan harga bawang merah kedepannya terutama dalam menyambut perayaan Natal 2024 dan tahun baru 2025 hingga memasuki bulan Ramadhan tahun 2025 akan terus mengalami kenaikan harga, sehingga perlu peran serta semua pihak dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bapokting di wilayah NTB.
"Hasil panen Bawang Merah di wilayah Bima cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat NTB, asalkan tidak terlalu banyak yang dijual ke luar daerah," ujar Bayu.
Dirinya meminta kepada pemerintah daerah untuk membatasi pengiriman komoditas Bawang Merah ke luar daerah agar tidak terjadi kenaikan harga dan keterbatasan stok di wilayah NTB dalam menyambut NATARU.
"Pelaku UMKM khususnya pengepul bawang merah saat ini dan perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah dan pihak lainnya termasuk Bank Indonesia perwakilan NTB sebagai Mitra Bale bawang merah, berupa mesin pengupas bawang, yang saat ini sangat mereka butuhkan," pungkasnya.
Diharapkan peran serta semua pihak dapat membantu Transformasi UMKM NTB menuju Pasar Global.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
0Komentar