Lombok Tengah – Reportase7.com
Koalisi Masyarkat Peduli Transportasi Lokal Lombok Tengah yang terdiri dari LSM Garuda Indonesia, Laskar Sasak, Kelompok Driver Lingkar Bandara dan perwakilan dari 3 Desa yakni Desa Ketare, Desa Tanak Awu dan Desa Penujak menggelar hearing dengan pihak PT Angkasa Pura I terkait beroperasinya Perusahaan Grab, Gojek dan Gocar menggunakan counter di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (BIZAM).
Hearing tersebut berlangsung di Kantor Angkasa Pura 1 BIZAM yang dihadiri oleh I Wayan Kurma, senior manager dephed departemen head, dan Airport Commercial Division Head, Haikal Gumilang, perwakilan dari Angkasa Pura 1 beserta jajarannya.
Pihak Angkasa Pura berjanji akan membantu dan membina driver lokal yang beroprasi di bandara BIZAM, Jumat 31 Januari 2025.
“Pihak Angkasa Pura 1 akan membantu dan membina driver lokal lingkar bandara untuk dikomunikasikan dengan General Manager dan manajemen Angkasa Pura,” ujarnya.
Dalam sesi tersebut, Koordinator Lapangan sekaligus Direktur dari LSM Garuda Indonesia, M. Zaini, dalam keterangannya menjelaskan poin dari tuntutan koalisi masayarakat.
“Para driver mempersilahkan untuk memakai aplikasi online (red- untuk Grab dan Gojek), tapi driver lokal tidak bisa masuk ke aplikasi online,” ungkapnya.
Sejumlah poin-poin penting menjadi tuntutan dari koalisi masyarakat seperti peniadaan counter Grab, Gojek dan Gokar di bandara dan pemblokiran jaringan sehingga menyulitkan driver untuk mendapatkan penumpang.
Disampaikan M. Zaini, berdasarkan hasil diskusi bersama Angkasa Pura, Angkasa Pura telah menyediakan wadah dalam bentuk Koperasi sebagai tempatnya bernaung para driver lokal yang pada waktu lalu mendatangi Kantor Angkasa Pura menuntut haknya.
"Ya Alhamdulillah hari ini sudah diterima tuntutan dari teman-teman driver lokal oleh pihak Angkasa Pura. Yang di mana kemarin sekitar 150 orang, hari ini sudah diterima 50 orang," ujar Zaini.
"Dengan 25 orang masuk ke Korkopura dan 25-nya masuk di Koprasi Lombok Baru milik Haji Lalu Basir," tambahnya.
Menejer Kokopura Adam Khalid menginformasikan kepada driver lokal bahwa, siap menerima dengan syarat setiap driver lokal akan mengeluarkan biaya Rp300.000 untuk pajak dan membayar karyawan di Kokopura. Selanjutnya Rp250.000 untuk bayar Kesesi atau parkiran pertahun.
Selain itu, Zaini menambahkan konternya ditiadakan di dalam bandara karena konter inilah yang membuat semua sopir lokal lingkar bandara tidak bisa mendapatkan penumpang.
Aksi hearing ini merupakan lanjutan dari aksi damai yang telah dilakukan pada hari Kamis (16/01) di RM Pusaka. Aksi damai tersebut diikuti oleh koalisi Masyarakat didampingi LSM dan warga Masyarakat lainnya.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
0Komentar