Mataram - Reportase7.com
Kegiatan Intensifikasi Pengawasan Pangan Terpadu Ramadhan 1446 H terus bergulir, kali ini dilaksanakan di Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara pada tanggal 13 Maret 2025. Kegiatan pengawasan dilakukan bersama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan serta pemberdayaan Gerakan Pramuka melalui SAKA POM.
“Dalam kegiatan Inwas Pangan selama Ramadhan ini kami senantiasa melibatkan peran Pemda karena mereka merupakan garda terdepan dalam mengawal Keamanan Pangan di daerah, sehingga jika ada temuan harapannya dapat ditindaklanjuti secara lebih cepat dan efektif,” ujar Yosef, Senin 18 Maret 2025.
Tim Terpadu melakukan pemeriksaan terhadap 6 sarana retail pangan dengan hasil 4 sarana Memenuhi Ketentuan dan 2 sarana Tidak Memenuhi Ketentuan. Temuan berupa pangan rusak (produk yogurt) dan kemasan penyok (produk susu kental manis) sebanyak 199 pieces dengan nilai ekonomi Rp. 446.400,-
Sementara pangan rusak dilakukan pemusnahan oleh pemilik, sedangkan pangan dengan kemasan penyok diperintahkan untuk dikembalikan ke suplier dengan disertai bukti retur.
“Jika konsumen menemukan pangan kaleng seperti susu kental manis, ikan kaleng, buah kaleng, dll dengan yang rusak jangan dibeli, meskipun dijual dengan harga diskon. Pengemas kaleng yang sudah penyok pelapis bagian dalamnya dapat terkelupas dan dapat mengakibatkan karat pada bagian dalam sehingga mengakibatkan cemaran terhadap pangan tersebut” lanjut Yosef
“Meskipun jarang terjadi, kaleng penyok juga berpotensi menyebabkan keracunan makanan yang serius, yaitu botulisme. Botulisme diakibatkan oleh bakteri Clostridium botulinum yang dapat tumbuh di dalam kaleng yang penyok, terutama pada bagian sambungan atas atau samping. Kita tidak dapat melihat, mencium, ataupun merasakan kandungan toksin ini, namun sedikit kandungan toksin ini dapat menyebabkan kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, dan bahkan kematian” jelas Yosef.
“Pedagang juga agar menyimpan produk pangan sesuai petunjuk dalam label, contohnya produk yogurt, seharusnya disimpan pada < 4 derajat Celcius, dalam lemari pendingin jika tidak dapat mengakibatkan kerusakan produk dan mengakibatkan keracunan pangan akibat tumbuhnya mikroba,” sambung Yosef.
Selain melakukan pemeriksaan sarana, Tim juga melakukan sampling dan uji cepat (rapid test) terhadap 41 sampel jajan takjil, antara lain : mie basah, bakso, tahu, jajanan pasar (cenil, lupis, ketan dll), es dan minuman warna merah, sate, pepes kolak, kue lapis, kurma, cincau, cendol, puding, jeli, mutiara untuk cendol, saos, dan lain-lain.
"Hasilnya masih ditemukan 1 sampel mie basah yang positif Boraks," terangnya.
Pihaknya telah koordinasikan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara untuk dapat menindaklanjuti temuan tersebut, karena temuan mie basah tersebut di tingkat pedagang. Harus telusur sampai ke tingkat produksi untuk dilakukan pembinaan dan memutus mata rantainya.
Dirinya menyampaikan, saat membeli takjil pastikan kebersihan dari lokasi jualannya, kebersihan pedagangnya, makanannya tertutup, pedagang menggunakan sarung tangan atau penjapit saat mengambil makanan.
"Jika takjil nampak ada penyimpangan warna, bau dan rasa jangan dibeli," ungkapnya.
Dirinya juga mengingatkan kepada masyarakat, jangan lupa untuk batasi konsumsi gula, garam dan lemak, jangan berlebihan, agar puasa Ramadhan Aman dan Nyaman.
Guna meningkatkan kesadaran tentang arti penting Keamanan Pangan, Tim melakukan edukasi secara langsung kepada para pedagang dan konsumen, melalui pemberian leaflet tentang arti pentingnya Keamanan Pangan, Cek KLIK dan aplikasi BPOM Mobile.
"Kegiatan Intensifikasi Keamanan Pangan Terpadu akan terus berlanjut sampai dengan Idul Fitri 1446 H," pungkasnya.
Masyarkat yang melihat atau menemukan adanya pelanggaran di bidang Obat dan Makanan dapat melaporkan langsung di layanan informasi dan pengaduan masyarakat pada nomor 087871500533 (7x24 jam) atau datang langsung di kantor BBPOM di Mataram, Jl. Catur Warga, Kota Mataram.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
0Komentar