Mataram - Reportase7.com
Sebagai wujud komitmen dan hadirnya pemerintah dalam melindungi masyarakat dari pangan yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK), seperti rusak, kedaluarsa, mengandung bahan berbahaya, tanpa izin edar dan tidak memenuhi ketentuan label, BBPOM di Mataram terpadu dengan Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan serta SAKA (Satuan Karya Pramuka) Pengawas Obat dan Makanan melakukan kegiatan Intensifikasi Pengawasan Pangan Selama Ramadhan hingga Idul Fitri 1446 H.
Bulan Ramadhan memang bulan yang penuh berkah, hal ini ditunjukan dari ramainya para pembeli yang menyerbu kawasan sentra-sentra takjil. Geliat ekonomi kerakyatan ini tentunya harus di kawal untuk memberikan rasa aman dan nyaman khususnya bagi umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan
“Kegiatan Inwas Ramadhan ini telah kami lakukan terpadu dengan stakeholder sejak 24 Februari 2025, di mana sampai dengan 5 Maret 2025 kami telah melakukan pemeriksaan terhadap 24 sarana distribusi makanan (distributor, grosir, retail modern dan pasar tradisional) di wilayah Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur dan seluruhnya memenuhi syarat, tidak ditemukan produk pangan yang TMK,” ujar Yosef Kamis 06 Maret 2025.
“Bukan berarti pengawasan yang kami lakukan hanya saat bulan Ramadhan saja ya, kami tetap rutin melakukan pengawasan keamanan pangan setiap harinya, hanya saja pada periode tertentu seperti Ramadhan, Idul Fitri ataupun Nataru kegiatan pengawasan lebih kami tingkatkan karena biasanya kebutuhan masyarakat akan pangan meningkat” lanjut Yosef
Selain melakukan pemeriksaan sarana distribusi pangan, Tim BBPOM di Mataram dengan Mobil Laboratorium Keliling melakukan sampling dan uji cepat (rapid test) terhadap sampel pangan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya, seperti: Formalin, Boraks, Rhodamin B dan Methanyl Yellow.
“Hari ini Tim Terpadu menyisir sentra takjil di kawasan Jl. Airlangga, Jl. Majapahit dan Jl. Panji Tilar, sebanyak 50 sampel makanan takjil seperti aneka lauk pauk, aneka kue dan gorengan, bakso, cilok, kerupuk, sambal pelecing, es warna merah, saos, dll telah dilakukan uji cepat (rapid test), dan hasilnya 49 sampel bebas dari bahan berbahaya dan 1 sampel kerupuk terigu yang disampling di Jl. Airlangga yang positif Boraks” lanjut Yosef
“Sebelumnya kami telah melakukan sampling dan uji cepat (rapid test) terhadap 75 sampel makanan, seperti: tahu, cendol, cumi, ikan asin, mie basah, terasi, kerupuk, kolang kaling, bakso, ikan segar, udang, ayam, cilok, dll di Pasar Mandalika, Pasar Jelojok dan Pasar Renteng dan hasilnya 69 sampel bebas dari bahan berbahaya dan masih ada 6 sampel yang positif Boraks, yaitu: 3 sampel kerupuk terigu dan 3 sampel mie basah” lanjut Yosef
Kepala BBPOM di Mataram menyampaikan bahwa sampai dengan 5 Maret 2025 telah dilakukan uji cepat terhadap 125 sampel makanan, dengan hasil 118 sampel (94,4%) bebas dari bahan berbahaya dan 7 sampel (5,6%) positif Boraks
“Berdasarkan penelusuran untuk kerupuk terigu yang positif Boraks diakui pedagang ada yang berasal dari Jawa namun ada juga produksi lokal. Namun sebagian kerupuk lokal yang kita uji sudah bebas Boraks, artinya pelaku usaha sudah mulai memiliki kesadaran untuk berubah. Nanti kita dorong untuk dapat mengurus izin PIRT di Dinas Kesehatan, agar masyarakat jadi lebih mudah memilih jika ingin membeli kerupuk terigu, pilih yang sudah punya Nomor PIRT,” lanjut Yosef
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Emirald Isfihan yang hadir langsung dalam kegiatan Inwas Ramadhan 1446 H di kawasan sentra takjil Jl. Majapahit menyampaikan bahwa kandungan bahan berbahaya seperti Boraks mengakibatkan gangguan kesehatan, salah satunya efek karsinogenik yang dapat memicu terjadinya kanker
“Selain bebas dari bahan berbahaya, harus dipastikan makanan takjil ini bebas dari cemaran lainnya, pedagang harus memastikan makanan yang dijual tertutup karena lokasi berada di tepi jalan raya sangat memungkinkan terkontaminasi debu ataupun asap kendaraaan,” ujar Emirald
“Dinas Kesehatan juga mendorong para pelaku industri rumah tangga untuk mendaftarkan produknya agar memiliki Nomor PIRT, termasuk nanti untuk produsen kerupuk terigu yang berkomitmen tidak lagi menggunakan Boraks dapat kami dampingi untuk mendapatkan izin PIRT,” lanjut Kadis Kesehatan Kota Mataram
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti penting Obat dan Makanan yang aman, Tim menyebarkan brosur terkait Keamanan Pangan, Cek KLIK (Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar dan Cek Kedaluarsa), aplikasi BPOM Mobile kepada pedagang dan konsumen.
Selain itu, dilakukan display contoh-contoh produk kosmetik, obat bahan alam ilegal dan pangan mengandung bahan berbahaya agar masyarkat tidak membeli produk- produk yang beresiko terhadap kesehatan
“Terima kasih kepada rekan-rekan media yang telah berkenan datang mendukung kegiatan Inwas Ramadhan ini, media memiiki peran strategis sebagai penyambung informasi Keamanan Pangan kepada masyarakat. Melalui amplifikasi yang dilakukan rekan-rekan media diharapkan bisa memutus supply and demand peredaran pangan mengandung bahan berbahaya,” lanjut Kepala BBPOM di Mataram
Kegiatan Intensifikasi Keamanan Pangan Ramadhan 1446 H akan terus berlanjut sampai dengan Idul Fitri 1445 H. Jika ada pertanyaan atau pengaduan seputar Obat dan Makanan silahkan dapat menghubungi Layanan Informasi dan Pengaduan Masyarkat BBPOM di Mataram pada nomor 087871500533 atau datang langsung ke kantor BBPOM di Mataram, Jl. Catur Warga – Mataram.
Pewarta: Red
Editor: R7 - 01
0Komentar